Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan sebagai gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggiannya rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi Dieng memiliki banyak candi-candi kecil kuno yang indah dan terhampar di kawasan dataran tinggi gunung api.
Nama Dieng berasal dari gabungan dari 2 kata bahasa Kawi yaitu: "di" yang artinya "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Teori lain juga menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda yaitu ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang (sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Aktivitas
Dieng bagaikan negeri di atas awan dengan udaranya nya yang sejuk dan menyegarkan serta ditutupi kabut tebal. Karena keindahannya yang menakjubkan inilah diyakini bahwa Dieng dipilih sebagai tempat yang sakral dan tempat bersemayamnya para dewa dewi. Beberapa peninggalan budaya dan alam telah dijadikan sebagai objek wisata, Berikut beberapa objek wisata di Dieng.
- Telaga: Telaga Warna, merupakan sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna-warni seperti merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, Telaga Pengilon, yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. Telaga Merdada, adalah merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.
- Di kawasan dieng terdapat kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Bima, Candi Sembadra, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, Candi Srikandi, dan Candi Dwarawati.
- Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Disini juga terdapat teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka di atas atap museum, serta restoran.
- Kawah: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.
- Gua: Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.
- Mata air Sungai Serayu, sering disebut dengan Tuk Bima Lukar (Tuk = mata air). dan Sumur Jalatunda.
Lokasi
Kawasan dataran tinggi dieng terletak di Jawa Tengah, yang masuk wilayah kota Wonosobo sekitar 30 km dan kabupaten Banjarnegara. Lokasi nya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Jika Anda ingin ke lokasi ini cara termudah untuk sampai ke dataran tinggi Dieng adalah dengan mengendarai kendaraan sewa/pribadi seperti mobil. Dieng berada di Jawa Tengah, berjarak sekitar 3 jam perjalanan dari Yogyakarta atau hanya 25 km dari Wonosobo.
0 Response to "Dataran Tinggi Dieng"
Posting Komentar